Decluttering Mental & Digital, Tren Hidup Lebih Ringan
Inspirasilifestyle – Decluttering Mental & Digita kini menjadi istilah yang semakin sering muncul dalam perbincangan gaya hidup modern, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap dampak kelelahan mental dan banjir informasi digital. Jika sebelumnya tren minimalisme identik dengan merapikan rumah dan mengurangi barang fisik, kini fokusnya bergeser ke hal yang tak kasat mata: pikiran dan ruang digital yang terlalu penuh.
Ketika Pikiran dan Layar Sama-Sama Penuh
Decluttering Mental & Digita berangkat dari realitas kehidupan modern yang dipenuhi notifikasi, pesan instan, email pekerjaan, dan arus konten tanpa henti. Banyak orang menyadari bahwa kelelahan tidak hanya datang dari aktivitas fisik, tetapi juga dari beban mental akibat paparan digital yang berlebihan.
Fenomena ini mendorong perubahan perilaku, mulai dari membatasi notifikasi aplikasi, mengurangi waktu layar (screen time), hingga secara sadar memilih konten yang di konsumsi setiap hari. Media lifestyle global mencatat bahwa langkah sederhana seperti mematikan notifikasi non-penting atau berhenti mengikuti akun yang memicu stres terbukti membantu meningkatkan fokus dan ketenangan.
“Toner Milky, Tren Skincare Baru untuk Kulit Lebih Halus”
Decluttering Digital sebagai Bagian dari Self-Care
Berbeda dari anggapan lama, Decluttering Mental & Digita kini dipandang sebagai bentuk self-care yang praktis dan realistis. Merapikan email, menghapus aplikasi yang jarang digunakan, hingga menata ulang media sosial dianggap setara dengan menjaga kebersihan ruang pribadi.
Tren ini juga menandai perubahan cara pandang terhadap produktivitas. Alih-alih selalu terhubung, banyak individu justru memilih jeda digital untuk menjaga kesehatan mental. Praktik seperti digital detox singkat, jadwal bebas gawai, atau konsumsi konten yang lebih bermakna semakin populer di berbagai negara.
Hidup Lebih Ringan di Tengah Arus Informasi
Para pengamat gaya hidup menilai Decluttering Mental & Digita bukan sekadar tren sesaat, melainkan respons jangka panjang terhadap dunia yang semakin cepat dan bising. Dengan menyederhanakan asupan informasi, seseorang dapat lebih hadir dalam kehidupan nyata, meningkatkan kualitas hubungan, dan mengurangi stres harian.
Ke depan, pendekatan hidup yang lebih sadar ini di prediksi terus berkembang. Terutama di kalangan generasi muda yang mulai mempertanyakan budaya selalu online. Decluttering bukan lagi soal mengurangi, melainkan memilih dengan bijak apa yang layak mendapat ruang—baik di layar maupun di pikiran.
